بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Spoiler for Honor Jangar:


TEMPO.CO, Palembang - Sejumlah ulama dan seniman kaligrafi di Sumatera Selatan berhasil menorehkan sejarah baru dalam dunia kaligrafi. Dalam waktu delapan tahun, mereka berhasil memahat 30 juz ayat suci Al-Quran dalam 315 lembar kayu trembesi. Tidak kurang dari Rp 2 miliar dihabiskan untuk mewujudkan cita-cita yang fenomenal itu.
Sofwatillah Mohzaib, salah seorang penggagas Al-Quran terbesar itu, mengatakan, sebelum resmi dipublikasikan, pihaknya sengaja memajang seluruh ayat-ayat suci itu di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga tahun.
"Proses pemahatan mulai dari 2003-2008. Dari tiga tahun silam kami pajang di Masjid Agung agar mendapat koreksi dari seluruh umat. Akhir 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan," kata Sofwatillah Mohzaib, Minggu, 29 Januari 2012.
Menurut anggota Fraksi Demokrat DPR-RI ini, Al-Quran ini terbuat dari kayu trembesi dengan ukuran yang terbilang tidak main-main. Tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter. Ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter.
Setidaknya 40 meter kubik kayu trembesi dihabiskan untuk membuat Al-Quran ini. Masing-masing lembar Al-Quran panjang dua meter dan lebar 1,2 meter. Setiap tepi lembar Al-Quran raksasa itu dihiasi dengan ukiran ornamen khas Palembang.
Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar ini dicetak di atas lembaran kayu trembesi.
Fathi Abone Lardat, delegasi dari Palestina, yang dijumpai di lokasi pameran, mengatakan hingga saat ini dia berani memastikan karya ulama dan seniman di Sumatera Selatan itu sebagai yang terbesar dan unik. Di berharap, pahatan ayat-ayat suci ini dapat semakin mempersatukan umat Islam di dunia.
"Ini karya yang sangat fenomenal. Saya sudah pergi ke mana-mana, akan tetapi ini yang paling unik, besar, dan artistik," ujar Fathi.
Al-Quran raksasa ini saat ini tengah dipamerkan di kompleks Pondok Pesantren IGM di kawasan Gandus, Palembang. Rencananya, pemerintah dan donatur setempat akan membangun rumah khusus bagi karya seni Islam ini.
Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula. Menurut Sofwatillah Mohzaib, Al-Quran Al-Akbar ini didanai sumbangan para donatur senilai Rp 900 juta, sisanya lebih dari Rp 1 miliar merupakan dana pribadi dari alim ulama di Sumatera Selatan.
Sofwatillah Mohzaib, salah seorang penggagas Al-Quran terbesar itu, mengatakan, sebelum resmi dipublikasikan, pihaknya sengaja memajang seluruh ayat-ayat suci itu di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga tahun.
"Proses pemahatan mulai dari 2003-2008. Dari tiga tahun silam kami pajang di Masjid Agung agar mendapat koreksi dari seluruh umat. Akhir 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan," kata Sofwatillah Mohzaib, Minggu, 29 Januari 2012.
Menurut anggota Fraksi Demokrat DPR-RI ini, Al-Quran ini terbuat dari kayu trembesi dengan ukuran yang terbilang tidak main-main. Tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter. Ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter.
Setidaknya 40 meter kubik kayu trembesi dihabiskan untuk membuat Al-Quran ini. Masing-masing lembar Al-Quran panjang dua meter dan lebar 1,2 meter. Setiap tepi lembar Al-Quran raksasa itu dihiasi dengan ukiran ornamen khas Palembang.
Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar ini dicetak di atas lembaran kayu trembesi.
Fathi Abone Lardat, delegasi dari Palestina, yang dijumpai di lokasi pameran, mengatakan hingga saat ini dia berani memastikan karya ulama dan seniman di Sumatera Selatan itu sebagai yang terbesar dan unik. Di berharap, pahatan ayat-ayat suci ini dapat semakin mempersatukan umat Islam di dunia.
"Ini karya yang sangat fenomenal. Saya sudah pergi ke mana-mana, akan tetapi ini yang paling unik, besar, dan artistik," ujar Fathi.
Al-Quran raksasa ini saat ini tengah dipamerkan di kompleks Pondok Pesantren IGM di kawasan Gandus, Palembang. Rencananya, pemerintah dan donatur setempat akan membangun rumah khusus bagi karya seni Islam ini.
Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula. Menurut Sofwatillah Mohzaib, Al-Quran Al-Akbar ini didanai sumbangan para donatur senilai Rp 900 juta, sisanya lebih dari Rp 1 miliar merupakan dana pribadi dari alim ulama di Sumatera Selatan.
Spoiler for Honor Jangar:




The 7th Session of The Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) Conference and Related Meetings akan diselenggarakan di Palembang pada 24-31 Januari 2012. Warga Palembang pun siap menyambut konferensi organisasi parlemen dari negara OKI tersebut.
Pesantren Indo Global Mandiri Suak Bujang Gandus, Palembang, misalnya, bersiap memamerkan satu karya besar para santrinya yaitu Al-Quran terbesar di dunia yang terbuat dari kepingan kayu. Al-Quran itu terbuat dari 315 lembar kayu tembesi dan menjadi 630 halaman Al-Quran
Pembuatan Al-Quran ini didukung oleh berbagai tokoh nasional sebagi donatur. Di antaranya ada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Taufik Kiemas. Selain itu ada juga sejumlah tokoh Palembang ikut menjadi donatur.
Ide pembuatan Al Quran raksasa, berasal dari ulama asli Palembang yaitu KH Sofwatilah M, yang kini juga menjabat sebagai anggota DPR RI asal daerah pemilihan Sumsel. Yaitu pada 10 Ramadhan 1422 H.
katanya tuh Kitab suci bakalan ditempatin di Masjid Sultan Mahmud badaruddin II Palembang ( lebih dikenal dengan Masjid Agung )
Pesantren Indo Global Mandiri Suak Bujang Gandus, Palembang, misalnya, bersiap memamerkan satu karya besar para santrinya yaitu Al-Quran terbesar di dunia yang terbuat dari kepingan kayu. Al-Quran itu terbuat dari 315 lembar kayu tembesi dan menjadi 630 halaman Al-Quran
Pembuatan Al-Quran ini didukung oleh berbagai tokoh nasional sebagi donatur. Di antaranya ada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Taufik Kiemas. Selain itu ada juga sejumlah tokoh Palembang ikut menjadi donatur.
Ide pembuatan Al Quran raksasa, berasal dari ulama asli Palembang yaitu KH Sofwatilah M, yang kini juga menjabat sebagai anggota DPR RI asal daerah pemilihan Sumsel. Yaitu pada 10 Ramadhan 1422 H.
katanya tuh Kitab suci bakalan ditempatin di Masjid Sultan Mahmud badaruddin II Palembang ( lebih dikenal dengan Masjid Agung )



